ETHIS Fintek Indonesia
Indonesia

ID

ETHIS Fintek Indonesia
Jadi Pemodal
Jadi Penerima Modal

Tentang Kami

Profil
Karir
Cara Kerja
Akad-Akad & Biaya-Biaya

Informasi

Blog
Agenda
FAQ
Manajemen Risiko

ETHIS Artikel

Mengapa Literasi Keuangan Penting untuk Milenial dan Gen Z?

Finansial

Diterbitkan pada 16 Okt 2024

Admin Relations

Mengapa Literasi Keuangan Penting untuk Milenial dan Gen Z?

Mengapa Literasi Keuangan Penting untuk Milenial dan Gen Z?

Generasi milenial dan generasi Z (gen Z) hidup di era serba cepat dan teknologi yang memudahkan mereka. Namun, kemudahan ini tentu menimbulkan tantangan keuangan tersendiri. Oleh karena itu, perlu pemahaman menyeluruh terkait literasi keuangan untuk generasi milenial dan gen Z.

Mengapa literasi keuangan penting untuk generasi milenial dan gen Z?

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi finansial adalah pemahaman, keterampilan, dan keyakinan yang berguna untuk memperbaiki pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan agar hidup tetap sejahtera. Literasi finansial yang mumpuni membuat Anda merasa aman dan mampu menghadapi berbagai pengeluaran tak terduga.

Sebagai informasi, generasi milenial dan gen Z merupakan kelompok usia dengan literasi dan inklusi keuangan paling tinggi menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 yang diadakan OJK. Secara berturut-turut, tingkat literasi mereka sebesar 74,82% dan 70,19 persen. Persentase ini sudah di atas target yang ditetapkan, yakni sebesar 70 persen.

Meski tingkat literasinya sudah tinggi, edukasi keuangan anak muda tidak boleh dianggap enteng. Lantas, mengapa literasi keuangan penting?

1. Menunjang kehidupan di usia produktif dan dinamis

Edukasi keuangan anak muda sangat penting. Pasalnya, generasi milenial dan gen Z ini sudah berada di usia produktif.

Ditambah lagi, kedua generasi hidup di era yang serba cepat dan didukung oleh teknologi mutakhir. Untuk itu, kondisi kehidupan yang semakin dinamis ini perlu diikuti dengan literasi keuangan yang baik.

2. Mengurangi beban finansial berkepanjangan

Tanpa literasi keuangan untuk generasi milenial dan gen Z yang baik, keuangan bisa terancam mereka, bahkan bisa membahayakan kondisi satu keluarga.

Tanpa pegangan edukasi keuangan yang kuat, generasi milenial dan gen Z rentan pinjaman dengan bunga tinggi dan kesalahan pengambilan keputusan yang menyebabkan beban keuangan. Beban ini bisa berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, bahkan seumur hidup.

3. Membantu mengakses kehidupan yang lebih baik

Literasi finansial memberikan kesempatan untuk mengumpulkan aset bagi generasi milenial dan gen Z. Hal ini penting agar hidup terasa lebih aman dan bisa mengakses pendidikan yang lebih tinggi.

Saat tidak punya pengetahuan keuangan, Anda akan sulit mengambil keputusan yang tepat. Akibatnya, Anda bisa membuat pengeluaran menjadi tidak logis dan meningkatkan risiko terjebak utang.

Berinvestasi dalam literasi keuangan generasi Z dan milenial penting untuk menjembatani diri dengan kesempatan dan peluang yang lebih besar. Dengan begitu, Anda bisa menjalani kehidupan yang aman secara finansial.

4. Membangun kebiasaan belanja yang bertanggung jawab

Literasi keuangan gen Z dan generasi milenial penting agar bisa mengalokasikan anggaran dan membedakan antara keinginan dan keinginan. Tujuannya, agar Anda bisa mengambil keputusan finansial yang lebih bijak saat ingin membeli sesuatu.

Ketika tidak memiliki anggaran yang jelas, Anda berisiko belanja sesuatu lebih banyak dari yang telah direncanakan. Anda juga kesulitan menyisihkan uang untuk mencapai target, seperti tabungan liburan atau tabungan untuk membeli peralatan penunjang kerja.

5. Meningkatkan keamanan finansial

Dengan literasi keuangan, generasi milenial dan gen Z akan mempelajari cara dan strategi untuk mengumpulkan harta dan mencapai keamanan finansial jangka panjang. Anda bisa melakukannya dengan investasi, memulai usaha sampingan, atau menabung untuk masa pensiun.

Literasi keuangan sangat penting untuk perencanaan keuangan jangka panjang. Dengan demikian, kekhawatiran akan masa depan finansial pun berkurang.

Apa saja masalah yang ditemui dalam mengelola keuangan bagi generasi milenial dan generasi Z?

Berikut masalah keuangan yang sering dijumpai pada generasi kelahiran 1981-1996 dan  1997-2012 ini.

1. Terlilit pinjaman online

Pinjaman online (pinjol) memang bisa menjadi penyelamat di kala darurat. Namun, hal ini menjadi masalah keuangan anak muda. Kedua generasi ini rentan terjebak utang pinjol untuk kebutuhan konsumtif.

Kondisi ini diperparah dengan menjalani prinsip Fear of Missing Out (FOMO) dan You Only Live Once (YOLO) agar tidak merasa ketinggalan tren. Mereka pun akhirnya menggunakan pinjol lagi untuk memenuhi keinginan sesaat tersebut.

Dampaknya, literasi keuangan untuk generasi milenial dan generasi Z berantakan akibat mengambil keputusan yang kurang bijaksana.

2. Minimnya tabungan

Buruknya literasi keuangan gen Z dan dan generasi milenial diperparah dengan jumlah tabungan yang sedikit. Tabungan yang sedikit ini terjadi akibat gaya hidup yang konsumtif.

Gaya hidup konsumtif membuat kedua generasi ini sering membeli ini dan itu untuk kenyamanan sesaat. Akibatnya, uang yang disisihkan untuk menabung pun jumlahnya kecil, bahkan hampir tidak ada.

Hal ini membuat perencanaan keuangan milenial akan semakin berantakan. Bahkan, keuangan hanya benar-benar dari gaji ke gaji, tanpa dana darurat untuk hal-hal mendesak dan tak terduga.

3. Menjadi sandwich generation

Masalah keuangan gen Z dan milenial yang cukup sering dialami sandwich generation atau generasi sandwich. Ini adalah istilah seseorang yang menanggung beban finansial keluarganya yang berbeda generasi, biasanya orang tua dan saudara kandungnya.

Kondisi ini muncul akibat literasi keuangan yang kurang dan produktivitas orang tua yang semakin menurun. Pemasukan orang tua pun berkurang dan tidak menyisihkan tabungan pensiunan atau hari tua.

Untuk menanggung kehidupan orang tua, generasi milenial dan gen Z ini harus menjadi sandwich generation. Beban pengeluaran pun menjadi berlipat ganda.

4. Meningkatnya biaya hidup

Masalah literasi keuangan untuk milenial dan gen Z juga ada pada melonjaknya harga-harga di pasaran, terutama di perkotaan. Harga sewa bangunan, bahan-bahan pokok, transportasi, dan biaya kesehatan terus meningkat. Sementara, kenaikan gaji tidak mengikuti peningkatan harga-harga kebutuhan pokok.

Penyebab kenaikan biaya hidup ini beragam, di antaranya kebijakan pemerintah, perubahan iklim, hingga pandemi. Hal ini membuat permintaan meningkat, sedangkan ketersediaan barang atau jasa terbatas.

Apabila pemasukan tidak diikuti dengan kenaikan harga, mereka akan sulit mengelola keuangan. Lagi-lagi, literasi keuangan generasi milenial dan gen Z susah diterapkan.

5. Belanja impulsif

Teknologi memang mempermudah banyak hal, termasuk proses mengakses fitur keuangan dan belanja. Namun, hal ini menjadi pisau bermata dua bagi literasi keuangan untuk generasi milenial dan gen Z.

Anda pun akan lebih mudah membeli barang-barang. Padahal, bisa jadi hal ini hanyalah keinginan sesaat, bukan benda yang Anda butuhkan.

Terlebih, teknologi di masa sekarang sangat mendorong keinginan belanja dengan berbagai iklan yang interaktif. Hal ini akan membuat Anda semakin ingin belanja untuk hal-hal yang sifatnya keinginan sesaat.

Cara mengatur keuangan milenial dan gen Z

Literasi keuangan generasi Z dan milenial tentu bisa dilakukan dengan memahami pengelolaan keuangan. Untuk itu, perlu memahami tips yang benar-benar sesuai dengan kehidupan mereka. Bagaimana?

1. Buat tujuan dan rencana keuangan yang jelas

Punya tujuan dan rencana yang tertata membuat kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan uang dengan lebih bijak. Jadi, uangmu bisa dianggarkan sesuai kebutuhan.

Sebaiknya, atur pemasukanmu dengan metode 50:30:20. Gunakan 50% dari pemasukan untuk biaya hidup, lalu 30% untuk tabungan atau investasi, dan 20% untuk kebutuhan konsumtif.

2. Rutin cek saldo rekening

Salah satu literasi keuangan untuk generasi milenial dan gen Z yang penting adalah mengetahui jumlah uang yang tersisa di rekeningmu. Setelah menerima slip gaji dan menggunakan pemasukanmu, kamu bisa mengecek saldo secara berkala dengan rekening koran atau mutasi di m-banking.

Jumlah saldo di rekening bisa menjadi pengingat untuk melakukan transaksi yang diperlukan saja. Jadi, kamu pun bisa lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangmu.

3. Jangan berutang bila tidak mendesak

Sekarang, ada banyak perusahaan keuangan yang menyediakan cicilan atau paylater yang mempermudahmu untuk mendapatkan sesuatu. Namun, hal ini justru menambah beban finansial karena Anda harus membayar cicilan dalam jangka waktu tertentu.

Hal ini berarti bahwa Anda sebenarnya sedang berutang. Anda memiliki kewajiban untuk membayarnya secara rutin, bahkan dengan bunga yang jumlahnya besar. Sisa uang yang seharusnya bisa ditabung malah digunakan untuk membayar bunga. Menggunakan paylater untuk keperluan konsumtif sesaat bukanlah strategi mengelola utang dengan bijak.

4. Sisihkan uang untuk dana darurat dan tabungan

Tips mengatur keuangan milenial dan gen Z yang tak kalah penting adalah menyisihkan uang untuk dana darurat dan tabungan. Idealnya, jumlah dana darurat adalah 3-6 kali gaji atau pemasukan dalam satu bulan. Jumlah ini berlaku bila kamu tidak punya tanggungan atau saat lajang.

Bila sudah berkeluarga, jumlahnya bisa meningkat jadi 6-12 kali dari gaji atau pemasukan. Sementara itu, telah dibahas sebelumnya, porsi tabunganmu sebaiknya 20% dari seluruh pemasukan.

5. Jalani gaya hidup frugal living

Frugal living adalah gaya hidup yang irit dan hemat dengan pengeluaran konsumtif sewajarnya. Gaya hidup ini cocok untuk meningkatkan literasi keuangan milenial dan gen Z.

Umumnya, masa kerja kedua generasi ini relatif baru sehingga gaya hidup minimalis membantu Anda untuk mengatur keuangan secara keseluruhan. Anda akan bisa menyisihkan uang untuk tabungan, dana darurat, dan target lain yang akan dicapai.

Frugal living bukan berarti pelit dengan diri sendiri, tetapi membelanjakan uang secara sadar dan dengan keputusan matang. Gaya hidup ini membuat Anda lebih bijak dan fokus dengan keuangan yang sifatnya jangka panjang.

Literasi keuangan penting bagi siapa pun, tak terkecuali untuk generasi milenial dan gen Z. Mengingat, kedua generasi ini masuk di usia produktif dan dengan kondisi ekonomi dunia yang cukup menantang.

Agar beban finansial berkurang, Anda bisa memulai meningkatkan edukasi manajemen keuangan pribadi untuk anak muda. Ada berbagai platform maupun konten-konten yang menyediakan tips keuangan untuk kaum gen Z dan milenial.

Pastikan konten tersebut paling realistis agar bisa Anda jalani secara konsisten. Ingat, literasi finansial bukan hanya merapihkan cashflow, tapi juga membangun kebiasaan dan kesadaran mengelola dan mengambil keputusan keuangan dengan bijak. 

PT. ETHIS FINTEK INDONESIA

Rukan Puri Mansion blok B no. 7 Jalan Outer Ring West Kembangan, RT.2/RW.1, Kembangan Sel., Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11610

Dukungan Pelanggan: support@ethis.co.id

Waktu Pelayanan: 09.00 - 18.00 WIB

Ikuti kami di:

Telah Berizin & Diawasi Oleh

ETHIS Fintek Indonesia
ETHIS Fintek Indonesia

Bagian Dari:

ETHIS Fintek Indonesia
ETHIS Fintek Indonesia
ETHIS Fintek Indonesia

Tersertifikasi:

ETHIS Fintek Indonesia
ETHIS Fintek Indonesia

Dilindungi Oleh:

ETHIS Fintek Indonesia

Perhatian:

1. Layanan Pendanaan Syariah Berbasis Teknologi Informasi (P2P Financing) merupakan kesepakatan perdata antara pemberi pendanaan dengan penerima pendanaan, sehingga segala resiko akan ditanggung oleh masing-masing pihak.

2. Risiko gagal bayar akan ditanggung oleh pemberi pendanaan, diluar fraud atau mismanagement. Penerima pendanaan akan bertanggung jawab apabila terjadi fraud atau mismanagement sebagaimana ketentuan bagi resiko (Risk Sharing) secara syariah. Tidak ada lembaga atau otoritas negara yang bertanggung jawab atas risiko pendanaan atau gagal bayar ini atau mengkompensasi pihak manapun atas kerugian, kerusakan, biaya atau konsekuensi yang timbul dari sehubungan dengan hal tersebut.

3. Penyelenggara dengan persetujuan dari masing-masing pengguna (pemberi pendanaan dan/atau penerima pendanaan) mengakses, memperoleh, menyimpan, mengelola dan/atau menggunakan data pribadi pengguna (“Pemanfaatan Data”) pada atau di dalam benda, perangkat elektronik (termasuk smartphone atau telepon seluler), perangkat keras (hardware) maupun lunak (software), dokumen elektronik, aplikasi atau sistem elektronik milik Pengguna atau yang dikuasai Pengguna, dengan memberitahukan tujuan, batasan dan mekanisme Pemanfaatan Data tersebut kepada Pengguna yang bersangkutan sebelum memperoleh persetujuan yang dimaksud.

4. Pemberi pendanaan yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman terhadap layanan pendanaan ini, disarankan agar tidak menggunakan layanan pendanaan ini.

5. Penerima pendanaan wajib mempertimbangkan tingkat bagi hasil / margin / ujroh serta biaya – biaya lainnya sesuai dengan kemampuan dalam melunasi pendanaan.

6. Setiap kecurangan yang terjadi akan tercatat secara elektronik di dunia maya dan dapat diketahui oleh masyarakat luas melalui media sosial.

7. Pengguna harus membaca dan memahami informasi ini sebelum membuat keputusan menjadi pemberi pendanaan atau penerima pendanaan.

8. Pemerintah yaitu dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tidak bertanggung jawab atas setiap pelanggaran atau ketidakpatuhan oleh pengguna, baik pemberi modal maupun penerima modal (baik karena kesengajaan atau kelalaian Pengguna) terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan maupun kesepakatan atau perikatan antara penyelenggara dengan pemberi modal dan/ atau penerima modal.

9. Setiap transaksi dan kegiatan pemberian modal, pendanaan, pinjam meminjam atau pelaksanaan kesepakatan mengenai pendanaan antara atau yang melibatkan Penyelenggara, Pemberi Modal, Mitra Lapangan dan/atau Penerima Modal wajib dilakukan melalui escrow account dan virtual account sebagaimana yang diwajibkan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/ POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi.

ETHIS Fintek Indonesia
ETHIS Fintek Indonesia

Copyright

©

2025

ETHIS Fintek Indonesia

PT. ETHIS Fintek Indonesia

Logo Whatsapp